Gambar: Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto |
Dalam kancah politik Indonesia pasca-pemilihan Presiden 2024-2029, situasi tampak semakin dinamis dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih. Baru-baru ini, Prabowo mengutarakan pandangan tegasnya terhadap pihak-pihak yang memilih untuk tidak bergabung dalam koalisi pemerintahannya, mengingatkan mereka untuk tidak mengganggu jalannya pemerintahan.
Pernyataan Prabowo ini mendapat respons dari Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar. Dalam wawancara di Jakarta Pusat pada Sabtu, 11 Mei 2024, Airlangga menyampaikan pandangannya tentang realitas politik yang natural di mana tidak semua pihak bersedia mendukung pemerintah. “Kan selalu dalam pemerintahan ada yang mendukung pemerintah ada yang beroposisi yang tidak mau ikut namanya oposisi,” ucap Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menekankan bahwa ruang untuk menjadi oposisi terbuka lebar, terutama di Parlemen. Ini menjadi sinyal bahwa meski ada perbedaan pandangan dan posisi politik, semua pihak memiliki tempat untuk menyampaikan pendapat dan kebijakan mereka melalui mekanisme yang telah disediakan oleh struktur demokrasi negara.
Prabowo sendiri, dalam kesempatan berbicara di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, mengajak semua elemen yang bersedia untuk bekerja sama demi kemajuan Indonesia. “Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama,” tegas Prabowo. Namun, dia juga memberikan ruang bagi mereka yang memilih untuk tidak terlibat langsung, “Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik.”
Prabowo juga menambahkan, bagi pihak yang tidak berkeinginan untuk berkolaborasi, seyogianya tidak menghalangi upaya pemerintah dalam menjalankan tugasnya. “Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia,” sambungnya.
Pernyataan Prabowo dan Airlangga ini menggambarkan sebuah skenario di mana pemerintah baru yang akan datang memang siap untuk mengundang berbagai pihak ke dalam kolaborasi, namun juga tegas terhadap potensi gangguan yang mungkin muncul dari kelompok oposisi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah mendatang akan bersikap proaktif dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan setiap peluang untuk kemajuan bersama, sekaligus mempertahankan stabilitas politik dalam mengelola kekayaan dan sumber daya Indonesia.
Dengan pendekatan ini, diharapkan semua pihak, baik yang mendukung maupun yang beroposisi, dapat berkontribusi secara produktif melalui wadah-wadah yang tersedia, demi mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara.