Kasus COVID-19 di Singapura telah mengalami peningkatan signifikan, dilaporkan naik hingga dua kali lipat baru-baru ini. Meski demikian, Indonesia masih memperbolehkan kedatangan wisatawan dari Singapura. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), belum terdapat kebutuhan mendesak untuk memberlakukan pembatasan terhadap wisman dari negeri tersebut. Fokus Indonesia saat ini adalah mencapai target kedatangan 14 juta wisman pada tahun 2024, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Sandiaga Uno.
Sandiaga mengingatkan para wisatawan Singapura untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah banyak diterapkan sejak pandemi berlangsung. Ia menekankan pentingnya pengecekan kesehatan dan penggunaan masker bagi mereka yang merasa kurang sehat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya preventif mengingat situasi COVID-19 yang kembali memburuk.
Di Singapura, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung telah memprediksi bahwa gelombang baru ini bisa mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan. Ong meminta masyarakat, termasuk wisatawan, untuk kembali memakai masker sebagai langkah pencegahan tambahan. Dari laporan terbaru, ada lebih dari 25.900 kasus baru dalam satu minggu, meningkat dari 13.700 kasus pada minggu sebelumnya, dan jumlah rawat inap harian juga naik menjadi sekitar 250 dari 181.
Ong menegaskan bahwa sistem kesehatan Singapura masih mampu mengatasi beban pasien saat ini. Namun, beliau juga menggarisbawahi bahwa jika kasus terus meningkat, bisa menjadi beban berat bagi rumah sakit. Singapura telah mengambil langkah-langkah preventif seperti mengurangi operasi elektif yang tidak mendesak dan memindahkan pasien ke fasilitas perawatan transisi.
Singapura juga menghadapi tantangan sebagai pusat transportasi dan komunikasi yang membuatnya rentan terhadap penyebaran COVID-19 lebih cepat dibandingkan kota lain. Pemerintah setempat telah menyatakan bahwa COVID-19 dianggap sebagai penyakit endemik, dengan aturan tambahan sebagai opsi terakhir.
Di sisi politik, Singapura baru-baru ini menyambut Lawrence Wong sebagai Perdana Menteri yang baru. Hal ini menandai babak baru dalam hubungan diplomasi, terutama dengan China dan India, yang telah menyatakan komitmen untuk memperkuat kerjasama.
Penanganan pandemi COVID-19 dan pergantian kepemimpinan politik di Singapura tentu memberikan dampak signifikan bagi kebijakan regional, termasuk kebijakan Indonesia terhadap wisatawan dari Singapura. Hal ini menunjukkan pentingnya koordinasi dan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan kesehatan yang terus berubah.